Bohong dan munafik itu sebetulnya sejalan.
Dan bila sesuatu sudah dimulai dari garis start kebohongan, maka garis finish yang akan dijumpai pun adalah garis finish kebohongan.
Lalu usai garis finish kebohongan apa yang terjadi ?
Kebohongannya selesai...dan mulai memasuki realita kebenaran yang diikuti seabreg kekecewaan masing masing.
Akan lebih parah lagi bila pembohong ternyata kena telak dibohongi dan dia termakan kebohongan si pembohong lainnya, lalu mereka kemudian bersama sama satu perjalanan. Sudah tentu sepanjang jalan akan penuh dengan dusta dan kemunafikan.
Lalu bagaimana dengan rahasia ? Merahasiakan sesuatu sama saja dengan kebohongan bila sifatnya menyembunyikan atau menutupi kebenaran serta berbau persekongkolan.
Rahasia semacam ini merupakan perpanjangan dari rangkaian kebohongan,.. yahh semacam penipuan jadinya.
Namun tidak demikian bila rahasia tersebut merupakan dokumen atau formula yang sifatnya privat seperti dokumen rahasia, dokumen bisnis, formula resep dan semacamnya.
Oya.. bohong alias dusta memegang peringkat dosa paling tua pertama yang pernah ada dalam keyakinan samawi yakni 3 agama yang berasal dari timur tengah.
Bohong adalah dosa pertama yang diteladankan si jahat pada manusia.
Sebegitu tuanya usia dusta sebagai pioneer dosa, namun hingga kini tidak pernah menjadi hal yang membosankan dan tetap begitu banyak yang ketagihan melakukannya.
Satu hal yang paling sulit dari berbohong adalah meninggalkan kebiasaan tersebut. Karena sebuah kebohongan, akan selalu membutuhkan kebohongan lainnya untuk menutupi kebohongan diatasnya. Itu sebabnya jauh lebih sulit menghadapi pendusta daripada manusia terbodoh sekalipun.
Lalu apakah perlu jujur atau balik berbohong dalam menghadapi pembohong ? Tidak keduanya.. Saya memilih meninggalkannya dan menghindari berurusan dengan sampah pembohong semacam demikian. Cukup sampai disitu.
Jumat, 19 April 2019 02.50
