Spracht Blau Notes..Manuell Syntax ❤❤❤

Mimpi dan Arti yang Terbalik

Malam minggu tanggal 23 juni, malam dimana saat ini sudah masuk masanya liburan panjang sekolah.
Untuk itu, sedari kemarin kita memutuskan kumpul di rumah orang tua untuk sekedar mengisi masa liburan dengan cara paling ekonomis.
Dan seperti biasanya malam minggu, tak terkecuali malam ini, jiwa jiwa muda rasanya enggan tunduk pada pusaran malam.
Meski jarum jam sudah berhimpit di angka 12, tetapi belum juga nampak diantara kami gejala menuju kamar tidur.
Beberapa teman yang berkunjung pun masih terlihat betah bersenda gurau diselingi suasana serius bak ada kajian penting sambil sesekali tertawa bersama.

Kami bersaudara 6 orang, dan yang paling bungsu sudah beranjak menuju dewasa. Saya sendiri mungkin tengah menapaki jalan menuju masa tua saat ini.
Dan seperti umumnya yang bersaudara, meski sesekali ada perbedaaan, kami tetap solid dan saling perhatian.

Saya saat itu hanya duduk di dapur sambil menyibukan diri membaca artikel di sebuah web yang membahas tentang zodiak.
Adik pertama dan ke 4 tengah asik di teras depan dan larut dalam obrolan mereka bersama teman temannya, dan mungkin saya rasanya tidak cukup muda lagi untuk obrolan seperti itu.

 Ditengah keasikan membaca, tiba tiba saja adik pertama datang menghampir. "Geser dikit dong , mau cerita nih !!" ucapnya.
Saya pun memberinya tempat untuk duduk tanpa menjawab.
Dia lalu mulai bercerita yang awalnya tidak terlalu saya perdulikan sampai dia katakan bahwa 2 malam lalu dia bermimpi seram.. "Wah...seru nih." saya berguman dalam hati.
Dia pun melanjutkan ceritanya. skip...skip..
Intinya, 2 hari lalu dia bermimpi adik laki laki kami datang dan mengetuk pintu dengan wajah muram, lalu berkata, "kak, si abang kecelakaan, dia tabrakan dan sebentar lagi mayatnya mau diantar ke sini."
Adik pertama pun demi mendengar kabar ini, menangis sejadinya dalam mimpinya sampai akhirnya dia terjaga dari tidurnya.
Saya sendiri yang mendengar cerita itu, sontak larut dalam bayangan situasi seperti gambaran dalam mimpi tersebut.
Ahhh...yang langsung muncul, terbayang kalau demikian kejadiannya..anak saya satu satunya bagaimana lah nanti..
Mendadak hati keras yang selama ini seolah tak pernah gentar, tiba tiba bak di hentak dan seketika menjadi lembek.
Cerita mimpi ini seketika menyadarkan saya betapa kematian itu sesungguhnya begitu dekat dan mengintai, hanya saja kadang kita tidak menyadarinya.

Saya jadi teringat kejadian sebulan lalu ketika saya betulan mengalami kecelakaan, dan saat itu helm yang saya gunakan sudah tau tau membentur velg dari kendaraan roda 4 yang terlibat insiden saat itu.
Jarak maut nampak sudah begitu dekat, hanya butuh beberapa centimeter lagi untuk menghancurkan kepala ini, dan begitupun tetap tidak ada terlintas pikiran tentang kematian saat itu.
Ajaib dan mungkin mukjizat, saat saya berdiri ternyata semua baik baik saja dan bahkan tidak ada satu luka pun saya dapatkan.
Sangat nyata kuasa Tuhan dan bila Tuhan berkehendak maka Jadilah Kehendaknya.
Yaa Tuhan, sesungguhnya kedalam tanganMulah hidup ini kami sampaikan.

Kembali pada soal mimpi,
Satu hal yang cukup menenangkan hati dari kisah mimpi mengerikan ini, meski banyak anjuran menyarankan untuk tidak percaya begitu saja pada mimpi, tetapi tak ayal saya coba juga mencari tau apa arti mimpi demikian.
Meski cuma mencari cari di blog lewat katalog google, namun cukup banyak tulisan yang membahas arti dan makna mimpi.
Dan point yang paling menghibur adalah, mayoritas tulisan menyebutkan bahwa arti mimpi saudara meninggal ternyata adalah "Umur Panjang".
Ada juga yang mengartikan mimpi seperti itu sebagai pengingat perlunya memperbaiki tali silaturahmi.

Ternyata rata rata sebuah mimpi mempunyai arti dan makna yang biasanya terbalik dari apa yang jadi isi mimpi tersebut, meski tidak semua juga seperti itu.
Meski mimpinya cukup mendebarkan dan membuat nyesek, tapi arti yang biasanya terkandung tidaklah seburuk yang di duga.
Yups...semoga saja demikian...
Satu lagi, rasanya tidak perlu sebuah mimpi membuat kita menjadi kuatir dan dipenuhi rasa ketakutan, melainkan dimaknai saja sebagai pengingat untuk introspeksi dan koreksi diri.

Semoga Tuhan selalu beserta kita semua dalam setiap langkah kita dimanapun kita berada dan kemanapun kita melangkah.

Amiinn.



Minggu, 23 Juni 2019   13.22